Wednesday, 3 May 2017

Ways to be The Awardee of Sakura Science Program in Japan

Alhamdulillah, sudah dua bulan setelah saya mendapat kesempatan untuk mengikuti program pertukaran pelajar di Jepang, Sakura Science Program, yang diadakan Kanazawa Institute of Technology (KIT). Banyak adik-adik tingkat yang menanyakan bagaimana saya bisa mendapatkan program tersebut. Semoga saya belum terlambat untuk membagikan pengalaman saya dan semoga bermanfaat..

Well.. Sakura Science Program yang saya ikuti ini merupakan kegiatan lanjutan yang diadakan pihak KIT dari program Learning Express(LEX) yang diadakan oleh Singapore Polytechnic bersama kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), kampus dimana saya mengenyam pendidikan sarjana. So,
 syarat utama untuk mendapatkan kesempatan ini adalah berkuliah di UMM (#gaklagiendorsekok hehehe) sama ikut program kegiatan LEX yang dilaksanakan pihak IRO atau International Relation Office. Karena SSP ini sangat erat kaitannya dengan Program LEX, so saya jelasin secara singkat dulu yaa gimana buat ikut LEX ini...

Kegiatan LEX biasanya diadakan setiap Maret dan September, tapi umumnya untuk program SSP ini, peserta yang berkesempatan ke Jepang adalah mereka yang mengikuti LEX pada bulan Maret. Kalau untuk bulan September adalah mereka yang berkesempatan untuk mengikuti program LEX di Singapore selama sebulan. Soalnya kegiatan SSP Jepang dan LEX Singapore, dua-duanya diadakan pada bulan yang berdekatan, sekitara bulan September. Misal, kalian ikut LEX September 2014, berarti kesempatan buat ikut LEX Singapore 2015, dan yang ikut LEX Maret, berkesampatan ikut SSP Jepang September. Tergantung masing-masing institusi mau adakan kapan, tapi biasanya bulan-bulan tersebut. Ruwet enough gak? Hehe.. Moga aja paham yeee.. hehe..

Anyway, syarat-syarat untuk mengikuti program LEX waktu zaman saya Maret 2015 sih kalau gak salah mahasiswa aktif, terserah semester berapa aja dengan IPK minimal 3.00 dan memiliki kemampuan bahasa Inggris yang bagus, dibuktikan dari hasil nilai ESP. Bawa transkrip nilai kalian yang udah dilegalisir fakultas ke kantor IRO. Biasanya tiap fakultas di kampus beda-beda ngeluarin transkrip yang udah di legalnya dan ada beberapa yang membayar biaya administrasi. Karena saya dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, kalau gak salah, ada biaya administrasinya dan proses pelegalannya sekitar 3 sampai 7 hari. Alhamdulillah, saya tipikal orang yang cukup prepare, jadi sesudah nilai saya keluar dan dicetak di KHS, biasanya saya langsung buat transkripnya, jadi tinggal saya submit deh ke pihak IRO. Bulan pendaftaran untuk LEX March sekitar bulan Februari. So, selalu pantengin website IRO yaa untuk tau info-info kerjasamanya ataupun di facebook IRO. Tenang aja, semua media sosial IRO serba up-to-date kok.. Jadi jangan takut ketinggalan info ;D

Beberapa bulan kemudian, dipanggil deh buat wawancara sama oknum-oknum IRO, hehe... Oh iya, seleksinya untuk ikut LEX dalam bahasa Inggris. Karena kalian disini jadi buddy, jadi pertanyaannya seputar alasan kamu ingin mengikuti kegian ini dan apa yang akan kamu lakukan ketika terjadi kasus A, B, C yang mungkin terjadi selama kegiatan. Saran saya sih mulai latihan ngomong bahasa Inggris sama diri sendiri, latihan wawancara, banyak baca buku berbahasa Inggris, karena bahasa itu bukan dihafal tapi dijadikan kebiasaan. Sampai sekarang saya juga masih membiasakan menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari kok dan kadang masih ngerasa kagok kalau ngomong sama orang yang lebih jago, tapi yaa gitu deh.. Terus belajar dan mencoba guys! ;)

Singkat cerita, program LEX diadakan selama dua minggu.. Pada bulan awal atau akhir April yaa, maaf, memori memudar ^^v Seingat saya waktu itu masa-masanya mau ujian, UTS kayaknya, terus saya lihat banner IRO yang program LEX Singapore, pengeeeeeeeennn banget ikuuuuttt!!! Tapi lagi banyak tugas akhir masa semester 5 menuju semester 6 ditambah UTS, masa-masa dangernya kehidupan kampus, jadi terpaksa saya gak ikut seleksinya. Sedih BANGET! Tapi waktu itu yakin aja, sesuai ayat surah Al-Baqarah ayat 216, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyikasi sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui". Pokoknya kalau rezeki ke luar negeri, gak bakal kemana! Sampai waktu itu, gak lama setelah proses seleksi LEX Singapore, habis ujian, ada berita pihak Jepang mau adain kerjasama sama pihak IRO untuk berangkatin 5 orang dari UMM dan SP (yang udah ikut LEX Maret 2015) ke JEPANG!!!!!!!! Yaa Allah, mikirnya pokoke kesempatan kali ini ojok dilewatin! Ora usah mikir bakal budal opo ndak ndek Jepange, pokoke kudu ikut! (Javanese: artinya Jangan Dilwatin. Gak usah mikir bakal pergi apa gak ke Jepangnya, yang penting harus ikut!)

Daftar lah saya, dari tim permen susu waktu itu (Milk Candy), dibilangnya tes jam setengah 10!!!.. JREEENGG JREEENGGG.. Saya ada kelas waktu itu, persis sama wes jadwalnya, inget banget yang ngajar ibu Siti Zubaidah.. Galau.. Dilemma, datang apa gak ke seleksi wawancara.. Saya lihat sikon, udah niat banget kalau ibu Ida datang, izin bentar ikut seleksi terus balik. Ehhhh,, udah jam 9.30 lebih 15 beliau belum datang dan menurut peraturan, kalau dosen gak datang lebih dari 15 menit, yaa kelas gak jadi! Jadi saya keluar deh dari kelas, beraniin diri bolos (read: sebentar) ke kantor IRO sebentar dari GKB 2 (Gedung FEB) untuk ikut wawancara. Alhamdulillah, sampai di IRO, cipika cipiki sama temen, nyinyir bentar, ehhhh, dipanggil buat wawancara!

Well, wawancaranya overall seputar kegiatan LEX March 2015 yang sudah saya ikuti. Tipikal-tipikal pertanyaan beasiswalah, apa kontribusi yang telah anda lakukan ke dalam program LEX, apa yang akan anda lakukan jika terpilih berangkat, apa kekuatan kamu sampai kita harus milih kamu di program ini, sama udah punya paspor apa belom? Well, pertanyaan terakhir cukup bikin SHOCK! Langsung mikir sepersekian detik, iyasih inikan ke luar negeri masa gak bikin paspor. Tapi overall, tiap pertanyaan saya jawab dengan cukup songong, to be honest, hehehe... Intinya, tonjolkan aja diri kamu, karena aku juga gitu. Tapi bukan songong yang mengada-ada. Contohnya, saya bilang kalau sayapernah belajar bahasa Jepang dari SMP sampe SMA (ini fakta), sehingga ini mungkin bisa nunjang saya kalau kepilih ke Jepang, at least aku bisa baca tulisan Hiragana ama Katakana. Sama harus tau step design thinking yang kamu pake waktu LEX karena itu pasti ditanyain! Dan jujur, saya juga gak berhasil semuanya dengan sempurna kok. Untuk masalah PASPOR, memang saya waktu itu udah ada rencana yang kuat, habis semester 5 harus punya paspor! Sebagai penyemangat bahwa suatu hari, dalam jangka waktu 5 tahun setelah PASPOR dibuat, saya pasti bisa jalan-jalan ke luar negeri! Sebagai anak akuntansi, saya mikirnya kegiatan masa kini adalah investasi masa depan. CEILEH! hahaha.. Gendeng!

Whoops.. Setelah habis wawancara, langsung balik kelas, eh ternyata udah ada ibu Ida :') Sambil masuk kelas nunduk sambil saya bilang, "maaf yaa bu, saya telat", sambil menuju kursi paling depan buat nebus dosa (tapi emang tasnya udah di kursi depan, suka duduk paling depan atau kedua depan sih, hehe). Terus saya aktif nanya, aktif ngasih jawaban.. It seems that she forgave me after all! wkwkwk :D

 Pengumuman! Waktu itu lagi di Labkom, habis asistensi. Lagi ceriwisan sama anak-anak lab, Bos Genk, Mas Pen, Raushan, eh tiba-tiba di kasih tau via WA group 5 orang yang berangkat! Pas liat nama langsung histeris sendiri, lebay, ketawa bahagia kek orang gila sambil sujud syukur. Anak-anak aja pada heran mikir eike kerasukan jin apaaaa gituuu yaaa.. Jelasin pun jadi kek orang nangis sesenggukkan saking histerisnya. Alaaay banget dah! Sampai ngasih tau ortu aja dimarahin karena make nada yang histeris. Dipikirnya saya kenapa-napa, kemalingan soalnya ngomongnya kayak udah gak bisa bernafas!

Intinya, program beasiswa ini semuanya diurus pihak KIT, dari tiket PP, penginapan selama 2 minggu, makan pagi-siang-malam, dsb! Tiket tour disana juga dibayarin kecuali oleh-oleh. hehe :D .. Alhamdulillah, pengalaman hidup yang satu ini sungguh luar biasa. Jadi selagi kalian masih di lingkup kampus UMM, ambil sebanyak mungkin kesempatan yang ditawarkan, apalagi kampus kita tercinta unggul dalam hal kerjasama International nya seperti sekarang ini ada Program Erasmus Mundus! Nyesel cepet-cepet lulus, tau gitu ikut EM bisa ke Eropa! Kalau waktu bisa diputar, pengen jadi mahasiswa Jas Merah Kampus Putih lagi..

Itu dia pengalaman saya buat dapetin beasiswa pertukaran mahasiswa, Sakura Science Program in Japan. Saya juga menyampaikan pengalaman saya selama di Jepang seperti kegiatan inti dan kegitan-kegiatan tambahan yang diberikan, melalui tulisan saya yang sudah di publish di Majalah Reform UMM. Salah satu pengurusnya sudah memberi tau saya. Belum sempat nge-cek sih.

Kalau ada hal yang kurang dimengerti atau ingin ditanyakan lebih lanjut, kritik, saran dan sebagainya, bisa langsung komen di kolom "comment" di bawah ini.



With love,
Si Kecil Echy ;D

No comments:

Post a Comment