Heyhoooo.. Apakabar guys? Finally, after several months hiatus, finally I'm back with a story. Actually, cerita ini gak "fresh from the oven" story karena udah beberapa bulan yang lalu terjadi dan baru saya tulis. Short story, as you can read from the title, I want to share my experience on visiting Semarang. And also, gue kesana karena urusan kerjaan... Tapi alhamdulillah ada kesempatan jalan-jalan ke beberapa tempat di sana. Sebelumnya, gue mau pake bahasa gado-gado yaa Indo-English. Harap maklum, nulis sambil belajar.
Gue inget banget pas hari terakhir penugasan audit, udah planning sama Kak Steffi (ketua tim) mau nyelesaiin cepet2 buat #exploreSemarang. haha.. Awalnya nekat mau pake grab or angkot buat jalan2. hahaha.. Eeehh, meleset dari jam 8 udah selesai kerjaan, perginya jadi jam 1 siang karena klien ngomongnya jam 12 mau ngadain rapat hasil akhirnya. Yaudiiinn deh.. Udah browsing juga, mau ke Lawang Sewu, gak afdol rasanya ke Semarang tapi gak kesana dan Alhamdulillah, kantor klien ke destinasi tujuan gak terlalu jauh...
Setelah rapat, klien sound out mau nganterin.. Daebaaaakk!!! Seneng dooonngg.. Emang udah bilang ke mereka juga selesainya mau jalan-jalan sekalian beli oleh-oleh ke temen-temen di Kantor, taunya dianterin. Da Best dah klien yang satu ini, baik bangeeeetttttt, PT. Ciiiiittt, (rahasia perusahaan, hahaha) :*
Tujuan pertama, dan again alhamdulillah buah dari kesabaran, dianterin ke Lawang Sewuuuu.. Yeayyyyyyy!! So, price list to enter it Rp30.000 for adult and Rp10.000 for children (<=12 y.o), kalau saya browse dari kantor tujuan ke TKP kalo transportasi online, naik G*-Car ataupun Gr*b-car sekitaran Rp25.000. Tergantung jarak tempat awal-tujuan berapa KM.
Sooo.. New knowledge I got about Lawang Sewu is this old-building used to be an operational work for railway transportation in Colonial year. It was established in 1904 and at the second building was established around 1908 if I'm not mistaken. Lawang Sewu means 1000 doors because of many doors in that old building. The name is also a metaphor, the real number of the doors are 924. Jumlah pintunya yang banyak dan sejajar menggambarkan gerbong kereta api. Previously in Colonial year, the real name of Lawang Sewu was NIS or Netherland Indische Spoorwegg), itulah mengapa orang-orang Indonesia zaman dulu ngomong kereta api Spoor (re:spur) yg di ambil dari kata Spoorwegg, hehehe. Sekarang, NIS ini udah jadi aset milik PT. Kereta Api Indonesia (KAI). Gedungnya itu terdiri dari 2 lantai, unfortunately, kita gak ke lantai 2 karena ditutup. Katanya, gedungnya masih aktif digunakan untuk operasional PT KAI di Semarang. Waktu itu, kondisi tempatnya lagi sepi dari pengunjung karena berabrengan sama bulan puasa plus cuaca lagi hot-hot nya, aslinya katanya rameeee banget. Alhamdulillah, we got many space for taken some pictures with the buliding without background turis-turis! hahaha xD
Selain itu, model bangunan ini sangat megah dan we can see the luxury of Lawang Sewu in its era. Lantainya pake marmer. Dalam bangunan ada jendela gedeeeeee banget yang modelnya mengingatkan kita pada gereja-gereja katedral. Seperti itu lah jendelanya. Kaca patri yaa namanya? Begitulah.. Selain itu, bangunan ini juga memiliki berbagai peninggalan-peninggalan zaman Hindia- Belanda, seperti batu-batuan, model kereta api. Oiya, Lawang Sewu juga terkenal mistis because there are an underground jail, which a place to throw Indonesia people who they thought as a danger one. Penjara itu juga merupakan ruang sistem pengairan bangunan. Liat sekilas, gelap banget. Tempatnya terkenal sebagai tempat uji nyali. Well, bangunan ini banyak meniru arsitektur Eropa. Sebut saja jendela-jendela yang dibuat di dekat anak tangga yang juga ternyata berfungsi sebagai sumber pencahayaan ruangan. Besi yang digunakan sebagai pegangan menaiki juga anak tangga terlihat kokoh, karena menilai dari ketebalan besi tersebut, yaa besar dan berat sih sepertinya. Di tengah bangunan ada taman yang besar nan asri yang asyik banget dipake nyantai sambil baca novel kesukaan.. Unnnchhhhhh.....
Mengingat time limit dimana kita udah harus ke bandara jam 5 sore, flight jam 6, jadi habis dari sana kita lanjut menuju kuil or klenteng atau vihara (you name it lah, hehehe), yang lokasinya gak terlalu jauh dari Lawang Sewu. Kuilnya namanya Sam Po Kong. Kalau yang saya tau sih, kuil ini tempat persinggahan para pedagang Cina yaitu oleh Laksamana Zheng He or Cheng Ho dan ternyata juga merupakan lokasi penyebaran islam Tionghoa di Semarang karena ternyata Zheng He sendiri beragama Islam. Klentengnya bagus berasitektur khas Tionghoa pastinya dengan dominasi warna Merah. Sayangnya kali ini, para turis gak bisa melihat isi dalam Klenteng utama karena ditutup. Katanya sih biasanya bisa masuk. Terus menariknya kayak ada ada 3 lilin segede tiang berdiameter kira-kira 90cm kali yaa. bisa buat dipeluk dan lebih gede dari guling, haha, setinggi gue (well I'm not a tall girl yaa, haha), mungkin tingginya approxiamtely 150cm, letaknya ada di tengah kolam kecil pojok kuil. Salah satu lilinnya udah mendekati habis, sepertinya untuk perayaan deh. Masih penasaran untuk perayaan apa dan sotoynya, denger dari orang-orang, kalau ada perayaan, lilinnya gak boleh dimatiin biar gak sial. Is that true? Deket lilinnya ada patung gede Laksamana Zheng He or Cheng Ho. Baca sekilas sih. Sekilas info, harga masuk di sana muraaaahhh banget, only Rp5.000 plus ada mushollanya (emot love).. Hmmmm.. Ala tourists, we only took some photos and continued our destination.
Our last destination is a gift shop. Well, kita mampir ke toko oleh-oleh khas Semarang dan katanya oleh-oleh khasnya yaitu Bandeng Presto! Kita mampir ke toko namanya Juwana kalo gak salah. Tokonya gak cuma jual bandeng tapi juga makanan plus cemilan-cemilan lainnya, kayak bakpia sama keripik-keripikan. However, I did not buy it because I rarely cook, almost never except rice. Itupun juga lumayan jarang. hehehe. Tapi kata Kak Steffi, ikan bandengnya NUMERO UNO a.k.a ENAK BANGET, NAGIIIIHH! Soal harga, saya lupa-lupa ingat. What I remember well, harganya berdasarkan timbangan. Kalau mau sepaket itu bisa 4-5 ekor, kalau searching
disini sih, harganya Rp35000-Rp68.000 per kilogram. Okelaaah. Karena saya juga jarang suka ngemil, jadi cuma beli keripik pisang coklat sama bakpia whcih the cost is Rp15.000 and Rp40.000 respectively. Sisanya jajan buat teman-teman Kantor! Terus ke bandara deh.. I forgot this shop's exact location, hehehe :D
So far, pengalamannya menyenangkan. Gak menampik sih, enaknya kerjaan audit, kalau ada penugasan luar plus masih ada waktu lowong bisa dipake buat explore daerah yang kita tuju. Gue ngerasa semua orang yang dapat penugasan luar negeri ataupun luar kota akan memanfaatkan moment itu. Yet with note, finish your work first! So, this is the budget summary for this trip, hopefully it is useful enough:
1. Lawang Sewu:
- Entry Price: Children: Rp 10.000/pax; Adult Rp.30.000/pax
- Parking: Rp5.000
2. San Po Kong:
- Entry Price: Rp5.000
- Parking: Motorcycle Rp1.000; Car: Rp2.000
3. Juwana Shop:
- Price Varied for each item:
Bandeng: Rp35.000-Rp68.000 per kilogram
Others: Rp15.000 - Rp100.000
Parking: Rp2.000
|
Photo 1. With my Team Leader, Kak Steffi.
Stopped a while near entrance door of Lawang Sewu. |
|
Photo 2. Lawang Sewu, The 1000 Doors Building |
|
Photo 3. One of the ways to the second floor.
This is what I said as The windows like in cathedral church. |
|
Photo 4. the Architecture. Love it. |
|
Photo 5. A quiet Lawang Sewu without many tourists. Serenity.
I was sitting on the chair in the center of the building's yard.
Perfeect place to enjoy reading books! |
|
Photo 6. Left to Right. Pak Sindu, Kak Steffi and I.
Note: Pak Sindu is our partner in charge who accompanied us
during our trip in Semarang. I can say, after 4 hours in a same trip,
he loves to be in frame. haha.. Orangnya menyenangkan.
Photo was taken by Lawang Sewu tourguide. |
|
Photo 7. Archaeological Stone Remains. |
|
Photo 8. European architecture. Can you see the iron of the stair's handle?
It seems so heavy and strong. I love the windows which transfer the lights to the entire room. |
|
Photo 9. The way to the underground jail! |
|
Photo 10. The end story in Lawang Sewu. |
========================================================================
|
Photo 1. Welcome to San Poo Kong Temple... #stupastyle #swag |
|
Photo 2. Kung Fu Panda Style #check ;) |
|
Photo 3. So in this picture, we pretend to have a fight in Chinese Era.
What? Fight? But why I was smiling in this picture???? #conceptfailed xD ^^v |
|
Photo 3. It's not late to play with expressions. |
|
Photo 5. It's okay to captured some random silly things. xD
#sorrynotsorry |
|
Photo 6. I found many statues in this location. This is the first one,
besides those lions statues for sure. ;D |
|
Photo 7. It would be nice if I could see closely the beauty of this temple.
I mean the details of the architecture. |
|
Photo 9. Selfie time with the Squad! B-) |
|
Photo 10. It was Laksamana Cheng Hooooo/Zheng Hoooooo! (You name it laah ;)) The founder of this beautiful palace. |
|
Photo 11. Dedicated this space for my senior, Kak Steffi, kakak keceh anti jaim. Teman kerja dan jalan-jalan
yang sangat menyenangkan. Also the one who very helpful. Sering saya ganggu kalau gak ngerti dan dengan
sabarnya ngajari saya. Oiya, belaiu lagi hamil muda during the trip. Semoga lancar semua sampe lahiran kakaaak! :* |
No comments:
Post a Comment