Yang pertama, saya sebagai warga negara ingin kembali mengucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 72.
Tepatnya 17 Agustus 1945, hari di mana Indonesia bebas, merdeka dari penjajahan. Negara dan rakyatnya telah tidak terkungkung dari jeratan kesengsaraan. Secara kasat mata memang hal itulah yang terjadi, namun masih banyak problematika yang terjadi setelah 72 tahun Indonesia merdeka. Kompleksitas permasalahan dari berbagai segi baik politik, sosial, ekonomi dan lainnya masih menggaung memekakkan telinga masyarakatnya, meneriakkan rintihan meminta pertolongan bagi masyarakatnya.
Setelah kemerdekaan, cita-cita indah bangsa yang tertuang dalam UUD 1945 alinea ke empat masih belum terlaksana. Bagaimana melindungi segenap bangsa Indonesia jika kekerasan, pemberontakan dan banyak kasus hukum lainnya mulai dari melukai hingga menghilangkan nyawa masih menggentayangi rakyatnya. Hal ini tentunya dipicu dari belum adanya kesejahteraan bagi rakyatnya, sehingga untuk bertahan, banyak diantaranya yang melakukan tindakan hukum tersebut demi bertahan hidup. Dalam sebuah tulisan dalam website kompasiana, dijabarkan bahwa dalam penelitian Anwar (2009), bidang sosial ekonomi, kemiskinan memiliki korelasi yang positif terhadap tingkat perbutatan kriminal (tindak pidana).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, persentase kesejahteraan yang dilihat dari tingkat kemiskinan mengalami penurunan dari tahun 2015 ke 2016 sebesar 0,36 persen. Meskipun bergitu angka tersebut masih menunjukkan jumlah penduduk miskin yaitu sebanyak 28,01 juta penduduk, dimana jumlah tersebut turun sebanyak 500 ribu dari tahun sebelumnya. Walaupun begitu, angka tersebut masih menunjukkan PR besar bagi Indonesia untuk memajukan kesejateraan umum.
Cita-cita mencerdaskan kehidupan juga masih diisi dengan ketimapangan capaian pendidikan untuk penduduk usia 15 tahun menurut data dari BPS, terlebih di daerah timur Indonesia. Gap antara lama pendidikan antara masyarakat di daerah-daerah Indonesia memiliki penambahan ketimpangan yaitu dari 3,9 persen menjadi 4,6 persen yang diakibatkan dari berbagai hal salah satunya tingkat pendapatan.
Tingkat gap pendidikan. Sorry for the bad quality. Bisa diakses di website BPS. |
Ikut melaksanakan keteriban dunia sudah mulai terlihat dilakukan Indonesia mulai dari hubungan bilateral dan multilateral yang dilakukan dengan bangsa lain. Ekspor dan impor telah dilakukan demi kesejahteraan bangsa bersama. Akan tetapi, masalah impor yang lebih tinggi dibanding ekspor masih merupakan PR untuk meningkatkan PR untuk meningkatkan pendapatan nasional negara.
Tentunya dari berbagai data yang ditunjukkan Badan Pusat Statistik dapat merefleksikan capaian untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik. Meskipun di tengah masih banyaknya kompleksitas permasalahan, saya pribadi mengacungi kinerja pemerintah dalam menuntaskan halangan dan rintangan dalam mencapai Indonesia yang "merdeka" tersebut. Berbagai tren yang positif mulai dari berkurangnya tingkat kemiskinan, tingkat pendidikan yang meningkat, segi hukuman yang tegas bagi para pelaku tindakan kriminal, baik yang merugikan pribadi masyarakatnya hingga negara sudah disanksi dengan tegas.
Memaknai kata kemerdekaan dimana masih belum merdekanya bangsa melalui berbagai halangan dan rintangan yang masih dihadapi tentunya ada banyak hal yang masih harus dilakukan Indonesia untuk mencapai cita-cita bangsa yang benar-benar merdeka. Sebagai seorang pribadi yang utuh sebagai seorang pribadi dan warga negara yang bebas dari berbagai bentuk penjajahan, saya memaknai kemerdekaan saya sebagai kebebasan untuk berbicara dan bertindak untuk mencapai tujuan saya. Sekali lagi, baik secara personal maupun sebagai warga negara. Dari sisi personal, saya ingin bisa menuntut ilmu setinggi mungkin dan mencapai tujuan saya menjadi seorang dosen. Sebagai warga negara, saya tentunya ingin turut membantu mewujudkan cita-cita negara khususnya dalam bidang pendidikan "mencerdaskan kehidupan bangsa".
Secara personal, belajar dengan giat, ikut dalam berbagai kegitatan positif. apar bersumbangsih bagi menjadinya pribadi yang lebih positif. Ilmu merupakan jendela dunia dan organisasi merupakan cara terbaik yang sangat bersumbangih untuk merubah diri saya menjadi lebih baik, pribadi yang lebih positif. Pengalaman tersebut saya tulis dalam beberapa tulisan yang dapat anda baca disini dan disini. Banyak halangan dan rintangan tentunya untuk menggapai itu semua. Dalam bidang pendidikan, contoh kecil yang bisa dilakukan sebagai seorang mahasiswa adalah dengan mengajar. Jadilah asisten guru atau dosen yang membantu mengajari adik-adik, ataupun menjadi tenaga pengajar di berbagai tempat bimbingan belajar ataupun secara sukarela ikut dalam komunitas yang mengajari adik-adik yang membutuhkan. Jika memiliki kelebihan dalam bidang keuangan dengan turut berdonasi. Dengan perkembangan teknologi, kita bisa membuat berbagai tulisan untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembacanya. Hal-hal sederhana bisa menjadi partisipasi kita sebagai warga negara, yang diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi yang lainnya. Inspirasi ini bisa menggelitik rasa untuk ingin turut serta melakukan hal serupa sehingga jika bisa menginspirasi beberapa orang, jika digabungkan akan menjadi dampak besar bagi banyak orang terlebih saya, kamu dan yang lainnya yang merupakan generasi muda, sesuai role kita yaitu agent of change untuk mencerdaskan kehidupan bangsa untuk Indonesia yang lebih baik.
Untuk Indonesia "MERDEKA"
Cherieness.
No comments:
Post a Comment