Wednesday, 15 August 2018

Forum Indonesia Muda Namanya...

Tepat di akhir bulan Juli lalu, selama 4 hari saya mengikuti suatu kegiatan yaitu Pelatihan Wilayah (Pelatwil) IV di Malang. Kegiatan tersebut merupakan program dari Forum Indonesia Muda setelah menjaring Kader Next Gen di setiap wilayah di Indonesia. FYI, pelatwil IV merupakan kumpulan dari regional Jawa Timur (Surabaya, Madura, Sidoarjo, Jember, Kediri, Malang), Bali, NTB dan NTT. Saya tidak akan bercerita panjang lebar apa itu FIM dan program-programnya, semuanya bisa teman-teman lihat disini.
Kali ini saya ingin bercerita soal pengalaman maupun kesan dan pesan selama mengikuti kegiatan itu. Pertama, kegiatan tersebut diselenggarakan di Malang, kota dimana saya mengenyam pendidikan selama beberapa tahun terakhir. Awalnya rada ogahan untuk ikut yang disponsori oleh pikiran harus kembali ke Malang saat masa liburan masih terbentang panjang. Long story short, saya membeli tiket kembali dari Manado ke Surabaya, 3 hari sebelum kegiatan biar. Biar bisa istirahat sekaligus prepare sebelum kegiatan, hehe..
Ekspektasi yang saya harapkan dari FIM apa sih sebenarnya? Sebenarnya tidak ada ekspektasi apapun saat ikut kegiatan ini. Paling mikirnya kayak P2KK gitu kayak latihan dasar kepemimpinan, ketemu orang baru. Nothing to lose, nyari ilmu and teman. Setelah ngikutin kegiatan gimana? Ternyata Wahgelaseh!
Ngerasa cupu sendiri karena banyak pemuda-pemuda keren yang sudah berkontribusi secara nyata membangun daerahnya masing-masing. Idah misalnya, asal NTT yang fokus dan aktif di bidang pendidikan dan hak-hak anak sejak SMP dan akan ke Kanada akhir tahun ini. Banyak juga yang memiliki relasi dengan forum kece lainnya seperti ACT, Baznas, dan sebagainya. Bisa dibilang saya menilai anak-anak yang masuk FIM kebanyak seorang aktivis. Lah, saya sendiri apa? Berasa rempeyek di kaleng Khong Guan, CIUT! :’)
Hari Kedua, sesi pakaian adat. Kearifan Lokal.

 Despite of my underestimating feelings, saya senang bisa bergabung disini. Karena selama mengikuti kegiatan FIM, mata saya semakin terbuka lebar. Kami para kader diberikan semacam capacity building dengan menerapkan 7 pilar kepemimpinan dan karakter FIM. Adapun seminar yang dibawakan berbagai founder, say, founder iGrow, Andreas Senjaya; founder Tamasia, Muh. Assad dan masih banyak lagi. Yang paling mengejutkan, which made me jawdropping the most adalah tamu spesial yaitu Pak Dahlan Iskan!
Semuanya berkesan, tapi yang paling berkesan adalah semua sesi yang menjadi cambukan untuk saya. Misalnya dari Pak Dahlan Iskan dimana ia mengatakan latihan paling penting yaitu mendengar bukan ngomong. Ngomong cukup di diskusi, di masyarakat harus banyak mendengar! Karir ditentukan oleh attitude, karakter dan prestasi.
Adapun sesi pengembangan diri oleh Taufik Bersahaja. Saya tau beliau sewaktu di UMM, pernah mengikuti semacam workshop dimana beliau menjadi pemateri. Beliau mengajarkan apa saja ciri kepemimpinan yang baik itu. Ada juga dalam merancang kegiatan, berlandaskan SMART objective, problem tree analysis dan sebagainya. Hal yang paling menjadi cambukan buat diri saya yaitu, jika menginginkan sesuatu terjadi, berhenti bertanya dan mulai lakukan! Nothing will change, unless you change yourself first! Challenge-nya yaitu KOMITMEN.
Juga pada sesi terakhir dari Pak Atok. Meskipun rada sebel ada sesi nangis-nangisnya, berusaha tegar namun tak bisa, wkwk.. Sesi ini nih yang paling ngena juga buat saya karena bisa buat saya mikir lagi, why did you come here? What did you expect? What will you achieve after this atau bahasanya what will this program change you? Karena sesungguhnya kalau mengikuti sesuatu yang saya pikirkan atau ekspektasi, gak apa-apa ikut aja nothing to lose, nambah ilmu dan nambah teman. But deep down itu apa sih maknanya untuk hidup kamu? Sesi ini juga mungkin sedikit menghantui saya sampai sekarang, karena jadi mikir keras untuk rombak goals sampai sedetil mungkin (link to SMART objective).
Ambu Wulang juga dengan keunikannya yang sangat menjunjung kearifan lokal. Suka banget sama corak pakaian NTT nya Kak Ambu, TENUN! Tapi, dibalik dibalik tenun nan indah itu, ada usaha ibu-ibu yang duduk berjam-jam sampai terkena penyakit ambeyen. Ada idealisme juga untuk melestarikan kearifan lokal dan menghargai jasa para pekerja tenun. Harus ada idealisme yaitu cara berpikir dan disertai moral. Sudah sampai dimanapun kamu, tetap, jangan lupa daratan (tanah air tercinta), tetap rendah diri. Satu hal dari sesi kepemimpinan yang saya ambil pelajarannya yaitu: pemimpin yang baik adalah ketika mereka (pemimpin) dapat memastikan ada pemimpin-pemimpin berikutnya.
Yang gak kalah seru juga adalah kegiatan adventure journey (AJ).. Ini nih yang akhirnya bisa buat saya keliling-keliling Malang setelah beribu-ribu purnama! #ceileh lol. Sebenarnya bukan tempatnya sih yang buat ngangenin, tapi momennya bersama teman-teman Taji, sungguh Mantap Djiwa! Unforgettable banget! Well, in this session, let give my hands up to personal inside and a little description about them! Pertama-tema, ada Mbak Fiya sebagai fasil yang cantik nan bersahaja, yang akan segera nikah akhir Agustus ini. Moga lancar yaa Mbak. Kedua, ada Arif yang super receh dengan oceh-ocehannya but actually that thing is what makes him special, yang gak buat orang lupa ama dia. Ada Nina, teman Akademos waktu kuliah, yang kocak dan keibuan. Luhde, si cantik boneka Bali yang super cute juga. Mas Najib, super diem anaknya (sepertinya) tapi rada bikin keki karena super diemnya, tapi asyik sih aslinya, wkwk. Ada juga Mas Zaki yang tipikal talk less do more, leader. Ada juga Mas Paskalis yang sangat menginspirasi kisah dan perjuangannya dari NTT ke Malang naik truk. Al If, pendiam tapi bak pujangga, sekali ngomong, tepat sasaran. Lol. Ada Rahma juga, dedek dari Lombok yang moodyan dan pintar for sure. Panjai yang anjay narsisnya tapi pegiat kedamaian! Last but not least, Novita, si pendiam yang penuh kejutan!

(Dari kiri ke kanan)
Cowok : Arif, Al If, Mas Zaky, Paskalis, Anjay
Cewek: Mbak Fiya, Novita, Luhde, Me, Nina, Rahma

Jadi sesi AJ, kita perorang hanya diberikan jajan Rp16.000 (udah include transport, makan dan kebutuhan lainnya). Pintar-pintar dah tuh ngolah juga buat ke 4 tempat (Alun-Alun Kota Malang, Pasar Besar, Jodipan, Tugu kembali ke Masjid dekatnya Alun-alun). Jadi di setiap spot ada misinya. Pengalaman susah senang selalu bersama berasa banget dah disini. Mulai dari nyari truk tumpangan ke Malang, jalan lebih dari 2 kilometer kali baru dapat tuh #olahragapagi. Alhamdulillah dapat bapak supir yang baik, gak searah tapi ngantar kita sampai tujuan #terharu. Moga bapak banyak rezeki yaa Pak. Setelah itu, selama sisa perjalanan, kita jalan. Well, intinya dari 4 spot, pelajaran yang saya ambil di alun-alun adalah salah satu tantangan di zaman sekarang adalah banyak orang yang gak mau tau. Selanjutnya, lebih rinci ke poin inti di masing-masing spot:
*Numpang di Pick Up orang* xD
11.  Spot 1: Alun-alun: Kalau mau menebar kebaikan dan diikuti orang, harus terlihat dulu usahanya dan harus dilakukan secara konsisten apa yang mau diusahakan untuk ditiru itu. Miracles won’t happen if we do nothing and unconsistently..
22. Spot kedua: Pasar Besar, ternyata nyari uang itu susah guys. Jangan juga sepelekan loh para pedagang kecil yang jualan disana. Apalagi yang mau belanja baju, Cuma tau dibongkar aja, gak lipet lagi balikin tempatnya! Hargai sedikit usaha orang-orang yang berjualan. Ada juga pelajaran, bahwa disana, rakyat cenderung apatis untuk memilih calon pemimpin, “ujung-ujungnya sama aja tetap begini”. Jadi mikir gak sih, yang salah pemerintah yang gak pro rakyat kecil? Tapi sebenarnya apa sih sebenarnya juga yang mereka inginkan dari pemerintahnya? Dibilangnya, pemerintah yang adil, tegas, pro rakyat miskin. Itu masih dalam konteks luas, belum tau sampai dalamnya, kalaupun mereka ingin dilihat dan ada perubahan, perubahan seperti apa yang mereka inginkan, we do not know because of the limit of time. Selain itu, mikir juga, percuma juga bakal ada perubahan jika diri sendiri juga tidak melakukan suatu perubahan, misal dalam hal ini turut apatis dalam memilih. Intinya, the problem is complex, harus heart to heart antara mereka dan pemerintah!.
33. Jodipan: dibalik kesuksesan menjadi desa wisata nan berkembang ekonomi warganya, para wisatawan gak tau ada hak-hak dari mereka yang kita ambil. Hak untuk hidup tenang karena, lahan bermain anak-anak jadi hilang termasuk lahan untuk jemur pakaian di siang hari. Bisa tuh jadi lahan kontribusi buat para next gen ;)
44. Tugu: belajar soal kearifan lokal, ternyata banyak yang mulai melupakan lagu daerah. Lagu daerah aja lupa, apalagi tarian yah.. Balik ke diri sendiri. Langsung refleksi ke diri sendiri juga. Teknologi juga buat permainan daerah semakin lawas dan jarang digunakan.

FOTO-FOTO AJ:


Intinya, banyak kesan yang tertinggal dari FIM yang buat diri ini dibuat cukup dihantui dan dipaksa kembali berkontemplasi. Persahabatan yang terjalin menjadi rasa kekeluargaan yang hangat. Sudah mulai merasa nyaman dengan teman-teman baru dari yang awalnya gak. Rasa kekeluargaan semakin nambah jika ngomong soal kemanusiaan. Selesai acara langsung galang dana untuk korban gempa Lombok. Semoga teman-teman dan keluarga di Lombok tetap sehat selalu, diberi ketabahan dan kekuatan. Semoga keluarga FIM yang sedang berjuang juga tetap istiqomah untuk melanjutkan kegiatannya.
*Sesi bebas, foto bareng :D*
Setelah Kegiatan Api Ekspresi..
Terima kasih juga untuk Mbak Ummul yang udah manas-manasin untuk ikut FIM and mau ku repotin ama pertanyaan-pertanyaanku. Selalu beliau bilang, “gak nyesel deh jadi anggota FIM dan ikut kegiatannya”. Dari yang awal hanya membatin, paling cuma kegiatan seperti yang lain-lain,setelah ikut langsung ngerasa bener banget. Buktinya? I must say again, materi-materi dan motivasi yang saya dapatkan cukup menghantui sampai saat ini. It means, IT WORKS! They did their mission. Gak hanya masuk telinga kiri keluar telinga kanan seperti yang sudah-sudah.

Semoga semua pelajaran selama Pelatwil yang saya tuliskan disini, bukan hanya berguna bagi diri saya sendiri maupun keluarga FIM 20, tapi juga untuk teman-teman pembaca. Semoga juga cukup jadi cambukan dan menghantui kalian, like it does to me. Hehehe.. Bagi yang masih ragu ikut FIM, ayooo daftarkan dirimu jadi keluarga FIM, serius, dijamin gak nyesel! #gakendorsekok .

Intinya, jangan minder sama diri kalian sendiri, karena setiap diri kalian itu berharga dengan caranya masing-masing. #tsaaaah. Akhir kata, Aku untuk Bangsaku! #sambilkasihPowerWush

No comments:

Post a Comment