TRAVELING
ALASAN
Mungkin bagian ini merupakan
bagian yang paling ditunggu untuk serial tulisan ini. Selain mengikuti
konferens, maksud terselubung lain pastinya jalan-jalan. Intinya, selepas
ICADA, tanggal 2 Juni 2018, kita bergegas untuk menjadi
explorer/tourist/wanderer. Rutinitas jalan-jalan kami biasanya dimulai selepas
jam 12. Kenapa tidak pergi cepat? Karenaaaa… Musim ujian bin musim puasa.
Hehehe..
Jadi, rata-rata kami masih
memiliki tanggungan ujian akhir semester, sehingga di waktu malam dan pagi
hari, kami mengerjakan tugas-tugas tersebut. Mungkin sebagian dari kalian yang
melihat postingan kami yang penuh kebahagiaan di Instagram adalah selalu
seperti itu. Tapi, percayalah guys,
semua itu hanyalah penyemangat selepas nugas.
Lanjut.. Karena perginya lepas
jam 12, sehingga tidak banyak tempat yang kami kunjungi. Berpuasa dan
menjelajahi Thailand di bulan Juni memang cukup menguras tenaga. Rata-rata,
setiap harinya cuaca bisa mencapai 33 derajat celcius di siang hari. TERIK!
Tidak heran kulit semakin eksotis tiap melakukan perjalanan. Positifnya, tidak perlu mencoba makanan Thailand yang beberapa diantaranya tidak cocok di lidah. So, buat kalian yang traveling di bulan Juni di Thailand, sediakan sunblock, kacamata dan payung (bila perlu), dan air mineral (kalau tidak berpuasa).
Tidak heran kulit semakin eksotis tiap melakukan perjalanan. Positifnya, tidak perlu mencoba makanan Thailand yang beberapa diantaranya tidak cocok di lidah. So, buat kalian yang traveling di bulan Juni di Thailand, sediakan sunblock, kacamata dan payung (bila perlu), dan air mineral (kalau tidak berpuasa).
Di hari pertama penjelajahan,
kami memutuskan untuk pergi ke sebuah kuil atau temple bernama Wat Arun. Jangan tanyakan soal jalan, karena saya
buta terhadap arah. Semua dari kami sangat bergantung pada mas Hazmi sebagai sang navigator. Di masa senggangnya, ia belajar bahasa Thailand, sehingga terkadang dalam bercakap, ia menggunakan bahasa pribumi (re: Thailand, hehe). Beberapa yang saya tau yaitu rakhataulay (berapa?), khap khun (terima kasih). Maaf kalau salah tulis. Hehehe.. Anyway, mas Hazmi juga menggunakan aplikasi maps, yang mana disana juga dijelaskan rute
dan angka angkutan umum yang bisa kita naiki untuk mencapai tujuan. Thanks to technologies and Mas Hazmi!
TRANSPORTASI
Yang saya ketahui, kami menaiki
busway nomor 514, berwarna biru dan berAC. Angkutan berAC di Thailand mematok
harga sesuai jauh dekatnya jarak tujuan penjemputan dan destinasi para
penumpang, biasanya berkisar 15-30 Baht. Dari Rhamkhamhaeng menuju tempat
tersebut, kami menghabiskan dana sebanyak 23 Baht per sekali jalan. Berapa
harganya dalam rupiah? Cukup dikalikan nominal Rp450. Sekitar 10ribuan rupiah.
Penetapan harga sendiri kami tidak tau, karena yang menentukan si mangkir bus.
They know it. Sedangkan, untuk yang tidak berAC, cukup mengeluarkan 9 Baht
untuk sekali perjalanan, tidak mematok jauh-dekatnya jarak alias ‘pukul rata’.
Hehe.
Untuk perjalanan jauh, disarankan
menaiki busway berAC, yang nyaman. Bila tidak, bisa menggunakan railway. Tapi
saat itu, kami tidak pernah mencoba menaiki railway, karena sistemnya harus
membeli kartu yang mana lumayan juga untuk isi kantong. Mungkin bisa lebih
efisien dari segi waktu jika menggunakan railway.
Beberapa hal yang membedakan
Thailand dan Indonesia dari sisi transportasi yaitu di Thailand, semuanya serba
rapi, termasuk mau menurunkan penumpang, pasti di halte. Untuk busway yang
berAC, setara lah dengan busway di Jakarta, sedangkan yang tidak berAC setara
dengan kopaja. Mungkin untuk busway, sudah jelas dan pasti berhenti di halte.
Namun, untuk bus setara kopaja, anda harus tau di halte mana kalian turun dan
sebelum mencapai halte itu, kalian sudah harus berdiri menekan bel di dekat
pintu.
FYI guys, kebanyakan orang
Thailand tidak bisa berbahasa Inggris. Susah memang untuk berkomunikasi, tapi
syukur saja ada Bahasa universal, yaitu Bahasa tubuh. Jadi, terkadang untuk
menjelaskan suatu hal, kami menggunakan Bahasa universal tersebut. Wkwkwk.
Atauuuuu, menggunakan google translate. Once again, thanks om google for making
our life way too easier nowadays :’) . Oiya, pastinya untuk browsing dan
semacamnya, kalian perlu data paketan. Well, ketika sampai bandara, banyak
provider telfon yang menawarkan. We chose AIS unlimited package. It costed 150 THB. Cukup murah
meriahkan. Nanti, setelah ini saya taruh pricelist yang saya rasa harus kalian
keluarkan untuk jalan-jalan, sekalian perhitungkan.
Perjalanan dari Rhamkhamhaeng
menuju Wat Arun harus mengganti bus sebanyak 2 kali. Ada kejadian lucu, dimana
kami menunggu bus nomor 80 (kalau tidak salah, arah menuju Wat Arun). Hampir
sejam kami menunggu hingga dapat. Ternyata, busway nomor tersebut mangkal hanya
100 meter dari halte yang kita turuni. Sial! Tapi tidak apa-apa. Jadikan
pelajaran. Hehehe..
Setau Heavy, perjalanan menuju
Wat Arun harus menggunakan boat yang membelah danau di Thailand. However, entah
mengapa Mas Hazmi bisaaaa saja menemukan jalan pintas menuju Wat Arun.
Konsekeuensi, jalan sekitar 1 km. Lumayan bikin gosong tapi fun saja sih selama
perjalanannya ditempuh beramai-ramai bersama sahabat. Cucmey deh..
Ini buswaynya ibarat berAC ala busway or transjakarta. Ada juga yang lebih bagus dari ini kok model kursinya. |
Sedangkan ini buswaynya ala kopaja. Hehehe :D |
Ala Kopaja. |
WAT ARUN
Akhirnya, sekitar pukul 3 menuju
pukul 4 sore, kami sampai di Wat Arun. Tiket masuk seharga 50 Baht. Bangunannya
cantil. Berwarna putih dilengkapi dengan tempelan keramik berwarna-warni pada
dindingnya. Keramiknya disusun berbentuk bunga. Model bangunannya
berundak-undak dan terdapat juga patung yang mengelilingi bangunan. Di gerbang
masuk menuju Wat Arun, terdapat dua patung, yang saya rasa menjadi penjaga
setiap pintu masuk. Karena, pada dasarnya, di kuil manapun, patung seperti itu
selalu saya temui. Patung satunya memiliki wajah garang, sedangkan yang satunya
memasang wajah yang bersahabat. Maknanya bisa diinterpretasikan sendiri. Bagi
saya sendiri, jika patung tersebut bisa berbicara, mungkin untuk wajah
bersahabat ia akan berkata “Welcome and
enjoy this holy place” dan wajah garang akan mengatakan “jangan macam-macam
selama disini”. Mungkin seperti itu. Hehehe.. Saya pribadi selalu terkesima
melihat arsitektur desain sebuah bangunan dan tempat, dan tempat itu juga
membuat saya cukup terkesima.
Ada sekitar 3 tahapan tangga yang
bisa kita lewati menuju kuil, namun tangga terakhir tidak diizinkan, karena
menuju tempat suci. Sehingga, kami hanya bisa menikmati setengah dari kuil
tersebut. Terdapat beberapa kuil dengan 1 kuil inti besar. Di sekitar Wat Arun ada
tempat pemujaan Buddha lainnya. Lumayan juga mengelilingi tempat ini.
Keluar sedikit dari pintu masuk,
terdapat spot untuk bersantai dan jajan. Terdapat area spot minum gratis disana
melalui kran air. Segar sih sepertinya. Tamannya sungguh cantik, dihiasi dengan
berbagai macam bunga, terlebih bunga Anggrek, bunga favorit saya! Rasanya betah
sekali untuk stay di Wat Arun. Bunganya serba mekar. Warna ungu dan putih
anggrek mendominasi. Ada juga yang berwarna kuning. Saya ingin sekali liat
anggrek warna biru tosca, ada gak yah? Hehehe..
Setelah bersantai, kami
memutuskan untuk pergi ke daerah lainnya, tapi dengan menyebrangi sungai
menggunakan boat. Tiketnya seharga 15
Baht per orang. Dekat tempat pembelian tiket, ad ataman lainnya dan foto sang
Raja baru terpampang. FYI, pada dasarnya, pigura besar berisi gambar sang raja
terpampang di setiap sudut kota Thailand. Ternyata juga, lokasi Wat Arun cukup
dekat dengan Wat Pho. Tapi tempat itu bukan tujuan kami. Kami ingin pergi ke
sebuah market. Dalam perjalanan menuju market, ada hal yang mendebarkan
terjadi. Changing the whole plans after
Wat Arun.
The beauty of Wat Arun Temple. Magnificent! |
The gatekeeper statues. |
With Heavy. Ciwi-ciwi kepanasan saaayyy :D |
Full Team. Mas Hazmi, Mas Anis, Mas Rizky, Me and Heavy. After walked for around a kilometer to reach this place. Tanner! |
Closer look. <3 |
Details on Wall Arun temple's wall. Pretty, isn't it? |
After Wat Arun temple, walk a little, you will find this buildings. The other side of the temple . |
from the previous photo, this Buddha statue is located in between those buildings. |
After the gate from Wat Arun, you can find this chill spots. Many plants are there |
After you get out from the gate to temple, you will find some white buildings with a monk walked! |
Orchids!!!!! <3 <3 <3 |
Orchids and bonsai and others. Love it! <3 |
Chill out place |
Food stall. |
Outside part of Wat Arun. Dekat dengan dermaga. Ada foto sang Raja juga terpampang. |
Taman yang berdekatan dengan taman dan foto besar sang Raja. |
Tepatnya, ada sebuah kuil untuk pemujaan. Bisa masuk di dalamnya. Oh iya, untuk datang kesini dan bisa masuk ke dalamnya, diharapkan menggunakan pakaian yang sopan. |
Dalam kuil nemu ini. Dan banyak orang sedang berdoa. |
Heavy yang berpose di dermaga. Hehehe |
Indahnya menikmati sore dengan momen di atas sebuah kapal, membelah sungai. |
DISASTROUS MOMENT
You only know the happiest part through our Instagram posts, but behind
it, there was a big disaster! Tepatnya, setelah perjalanan dari Wat Arun,
we lost our money. My wallet became a place where we put ALL of OUR MONEY and
it LOST! T_T . On the bus, I remember well, I still opened it and paid our bus
transport yet after it, when we finally arrived, when we wanted to pay in the
market, I checked my bag and my wallet was not there! Shaking and panic FOR
SURE! Saya juga ingat dengan jelas, tidak pernah mengeluarkan dompet saya
keluar dari tas, tapi entah mengapa itu dompet lenyap. Entah jatuh (tapi
feeling saya gak mungkin ini), atau dicuri (ini feeling terkuat saya). Intinya,
we lost our money. Langsung saja
setelah tau, saya mencari nomor pengaduan kantor polisi. Bisa telfon di 1155.
Sial betul hari itu. Busnya warna kuning nomor 154. Jadi setelah berbuka, kami
jalan menuju kantor polisi. Intinya, sesampainya kami di kantor polisi, diminta
keterangan dan lain-lain setelah itu pulang, tidak jadi mampir ke market.
So, be careful guys dengan bawaan
anda semua. Syukurnya, paspor dan KTP saya, saya titipkan di Heavy, jadi tidak
hilang T_T, ATM yang ada uangnya ketinggalan di Malang. Syukur saja! Mungkin
itu hikmahnya ATM ketinggalan. Tapi, selain dari itu, RAIB tak berbekas.
Kejadian setelah itu, biarlah hanya kami yang tau. All I knew in that day is we
started up our days with so much excitement and ended it up with tragedy.
Hujan deras malam itu turut mendukung berakhirnya hari yang diliputi sebuah bencana. |
CHATUCAK MARKET
Keesokan harinya, tanggal 3 Juni,
kami pergi berbelanja. Anggap saja, masalah kehhilangannya sudah selesai.
Waktunya berbelanja! Jadi, selama seharian itu kami habiskan untuk memberi cendera
mata. Chatucak Market merupakan destinasi yang wajib dikunjungi saat liburan.
Dibuka pada hari Sabtu – Minggu dari pagi hingga jam 7 Malam. Katanya sekarang,
di hari biasa dibuka juga, namun pada sore hari pukul 5 hingga pukul 10 kalau tidak salah informasi. Pasar Chatucak
ini menjual banyak macam souvenir. Disana, dijual ponds yang lagi kekinian itu
loh, dengan harga 200 Baht untuk 6 botolnya. Sovenir gantugan kunci, untuk 6
gantungan dihargai 100 baht. Adapun dompet bertuliskan Thailand, kami menemukan
harga miring, dompet kecil seharga 100 Baht untuk 6 items, sedangkan dompet
besar dihargai 100 Baht untuk 3 pasangnya. Ternyata, jauh memasuki section, ada
juga kami menemukan dompet bergambar gajah yang terukir, hanya seharga 50 Baht.
Jadi, untuk berbelanja disini, harus pintar-pintar mencari harga miring. Saya
membeli tas seharga 200 Baht yang ternyata ada yang menjual seharga 150 Baht. Ada
juga yang menjual kaos. Harus jelih melihat pakaian yang tidak menerawang. Saya
menemukan 1 tempat dekat tugu Chatuchak. Disana, mereka menjual baju per item
seharga 100 Baht. Awalnya, saya kira 100 Baht untuk tiga potong baju,
ternyataa.. wkwk.. Sesuai lah sama kualitas.. Kita berbelanja pakaian, kudu di
pas yah guys, jangan seperti Heavy yang membeli baju karena lucu, merasa pas,
eh ternyata gak xD
Ohiya, selama di Chatucak, kami
bertemu banyak turis Indonesia. Dari mereka lah kami tau, bahwa harga di
Chatucak, khusus untuk makanan dan produk kecantikan sedikit lebih mahal dari
supermarket. Contohnya untuk ponds, 200 Baht untuk 6 botol, ternyata di Big C,
hanya seharga 24 Baht per item nya. Jika dikalikan 6, hanya senilai 144 Baht.
Untuk minuman Thaitea merek Ne*tea, hanya seharga 190 Baht. Lebih murah 100
Baht lah yaa.. Hehe..
[FOTO MENYUSUL]
SARANROM PARK & WAT PHO
Hari terakhir untuk jalan-jalaln
kami habiskan ke Wat Pho. Tapi sebelumnya, kami mampir ke sebuah park, namanya
Saranrom Park. Tempatnya asyik untuk berolahraga dan santai di waktu teriknya
matahari. Lokasinya dekat dengan Wat Pho. Sebenarnya, di Thailand, yang paling
terkenal yaitu Grand Palace, tapi harga sekali masuknya mencapai 400 Baht guys,
makanya gak jadi. Hehehe.
Saya rasa, bangunan di Wat Pho
jauh lebih keren daripada Wat Arun. Jadi dari pintu masuk, di bagian luar, kita
sudah bisa menemukan temple seperti di Wat Arun, hanya bedanya, disini warna
dominannya bukan putih, melainkan warna cerah seperti kuning, merah, orange.
Masih dengan sentuhan keramiknya. Bangunan disini semacam harus melewati setiap
pintu masuknya, semakin ke dalam, semakin kalian menemukan spot-spot bagus
untuk sekedar berfoto ataupun tempat pemujaan. Atap-atap bangunan ini bernuansa
Cina, dengan detail ornamen mentereng. Dari bagian luar ke bagian dalam,
terdapat patung Buddha yang berjejeran. Bentuk ekspresi pada setiap patung juga
berbeda-beda. Mungkin hal tersebut menandakan salah ekspresi Buddha ketika
sedang bersemedi, menarik sekali!
Salah satu bangunan, berisi
tempat sembahyang dengan Patung Buddha berwarna emas yang sangat cantic.
Langit-langitnya juga dipenuhi gambar yang sangat memukau. Banyak monk juga yang melakukan pemujaan
disini. Tentunya, saat masuk, para pengunjung wajib melepas sepatunya. Bangunan
lainnya yang terpisah, terdapat tempat untuk patung Buddha tidur. PAda bagian
ini, saya terpukau sekali, karena rasanya baru kemarin di bangku SD saya
mempelajari dan melihat patung Buddha tidur di salah satu buku sejarah.
Alhamdulillah, belasan tahun kemudian, saya bisa melihat patung Buddha tidur
terbesar di dunia tersebut, langsung dengan mata kepala saya sendiri. Pada
bagian telapak kaki patung tersebut, terdapat symbol-simbol alam yang sangat menarik.
Sayangnya, tidak sempat saya abadikan. Di luar bangunan tersebut, terdapat
taman cantik untuk bersantai. Oh ya, tiket masuk Wat Pho dilengkapi dengan penukaran
air mineral gratis.
[FOTO MENYUSUL]
FOOD MARKET
Selepas dari Wat Pho, kami
berencana ke Food Market. Sayangnya, market tersebut hanya dibuka setiap kamis
dan minggu. Alhasil, kami mencari tempat makan lainnya. Susah mencari halal food di negeri gajah putih ini.
Jadi, ketika sampai ke salah satu tempat makan, saya bertanya pada siapapun,
makanan yang dijual tanpa babi ataupun minyak babi. Hingga akhirnya, pilihan
saya jatuh pada nasi goring khas Thailand. Pilih yang paling aman. Minumnya
yaitu segelas Thai Tea. Rasa Thai tea disini hampir sama dengan Dum Dum Thai
Tea. Not significantly different. Mungkin sedikit lebih pahit teh namun
dibarengi rasa yang sedikit lebih manis. Makanannya sendiri sekali dua kali
suap masih oke, setelahnya tidak cocok di perut. Makanan khas sana banyak daun-daunan
yang mengeluarkan wangi yang diikutsertakan, tanpa dihaluskan atau diolah. Jadi
rasanya sungguh kuat. Saya menemukan ada lengkuas sebesar dan sepanjang jari
kelingking dalam nasi goring, yang sempat saya kunyah. Hmmmmm… Ada juga daun
jeruk, serai, seledri, kemangi dan daun bawang, dijadikan satu dalam nasi goreng
yang saya pesan. Oke. Setelah itu, saya dan Heavy hanya mau memakan KFC ataupun
McD, paling aman.
Namuuuuun, untuk jajanan pinggir
jalannya, sungguh sangat lezaaaatttt.. Ada ayam bakar, bakso dan lainnya yang
sungguh menggugah lidah. Ada juga buah segar yang dijual, lengkap dengan es
serutnya. Enak sekali dimakan saat siang terik. Namun, di atas itu semua, yang
terlezat dan ternikmat adalah eskrim kelapanya. NAGIIIIIIIHHHHH!!! T_T . Sebelumnya,
saya sudah pernah mencoba eskrim Jepang, yang nyatanya sangat LEZAT.
[FOTO MENYUSUL]
Thailand memang memiliki
ceritanya tersendiri. Suka dan duka. Yang paling penting adalah persahabatan
dan pengalaman yang kita dapatkan selama perjalanan. Semoga setiap perjalanan
yang ada menjadikan kita lebih dewasa dalam bersikap dan bertindak. Semoga bisa
mengunjungi Thailand lagi. Mencoba tram dan juga tuk tuk. Bisa berkunjung ke
Santorini Park juga ataupun ke pantainya. Aamiin..
Selamat berlibur!
ITEMS
|
PRICE (BAHT)
|
PRICE (RUPIAH)
|
Paket Internet unlimited 7 hari
|
150
|
67.500
|
Angkot non-AC (sekali perjalanan)
|
9
|
4.050
|
Angkot ber-AC (harga tergantung jarak)
|
15-30
|
6.750 – 13.500
|
Tiket Masuk Wat Arun
|
50
|
22.500
|
Boat
menyeberangi sungai
|
15
|
6.750
|
Chatucak:
Gantungan kunci ½ lusin
Tas
Ne*tea 1 pack (isi 13)
BB Ponds ½ lusin
Make up
Pajangan Thailand (ukuran besar)
Pajangan Thailand (ukuran sedang)
Baju Bangkok per item
Baju ala Korea
Pouch Kecil ½ lusin
Pouch sedang 3 buah
|
100
150 – 200
200
200
150
200 – 500
100
100
200
100
100
|
45.000
67.500 – 90.000
90.000
90.000
90.000
90.000 – 225.000
45.000
45.000
90.000
45.000
45.000
|
Tiket Masuk Wat Pho
|
100
|
45.000
|
Bus dari Bandara ke Victory Monument
|
40
|
18.000
|
Grab car per kilos
|
10
|
4.500
|
Grand Palace
|
400
|
180.000
|
Foods:
Sate-satean (per tusuk)
Buah segar (per kantong plastik)
Coconut Ice Cream
Thai Tea
Fried Rice
|
15-25
25
25
15
80
|
6.750 – 11.250
11.250
11.250
6.750
36.000
|
No comments:
Post a Comment