Saturday, 9 June 2018

Thailand Has Its Own Stories (Part 2)


TRAVELING

ALASAN
Mungkin bagian ini merupakan bagian yang paling ditunggu untuk serial tulisan ini. Selain mengikuti konferens, maksud terselubung lain pastinya jalan-jalan. Intinya, selepas ICADA, tanggal 2 Juni 2018, kita bergegas untuk menjadi explorer/tourist/wanderer. Rutinitas jalan-jalan kami biasanya dimulai selepas jam 12. Kenapa tidak pergi cepat? Karenaaaa… Musim ujian bin musim puasa. Hehehe..
Jadi, rata-rata kami masih memiliki tanggungan ujian akhir semester, sehingga di waktu malam dan pagi hari, kami mengerjakan tugas-tugas tersebut. Mungkin sebagian dari kalian yang melihat postingan kami yang penuh kebahagiaan di Instagram adalah selalu seperti itu. Tapi, percayalah guys, semua itu hanyalah penyemangat selepas nugas.
Lanjut.. Karena perginya lepas jam 12, sehingga tidak banyak tempat yang kami kunjungi. Berpuasa dan menjelajahi Thailand di bulan Juni memang cukup menguras tenaga. Rata-rata, setiap harinya cuaca bisa mencapai 33 derajat celcius di siang hari. TERIK!
Tidak heran kulit semakin eksotis tiap melakukan perjalanan. Positifnya, tidak perlu mencoba makanan Thailand yang beberapa diantaranya tidak cocok di lidah. So, buat kalian yang traveling di bulan Juni di Thailand, sediakan sunblock, kacamata dan payung (bila perlu), dan air mineral (kalau tidak berpuasa).
Di hari pertama penjelajahan, kami memutuskan untuk pergi ke sebuah kuil atau temple bernama Wat Arun. Jangan tanyakan soal jalan, karena saya buta terhadap arah. Semua dari kami sangat bergantung pada mas Hazmi sebagai sang navigator. Di masa senggangnya, ia belajar bahasa Thailand, sehingga terkadang dalam bercakap, ia menggunakan bahasa pribumi (re: Thailand, hehe). Beberapa yang saya tau yaitu rakhataulay (berapa?), khap khun (terima kasih). Maaf kalau salah tulis. Hehehe.. Anyway, mas Hazmi juga menggunakan aplikasi maps, yang mana disana juga dijelaskan rute dan angka angkutan umum yang bisa kita naiki untuk mencapai tujuan. Thanks to technologies and Mas Hazmi!

TRANSPORTASI
Yang saya ketahui, kami menaiki busway nomor 514, berwarna biru dan berAC. Angkutan berAC di Thailand mematok harga sesuai jauh dekatnya jarak tujuan penjemputan dan destinasi para penumpang, biasanya berkisar 15-30 Baht. Dari Rhamkhamhaeng menuju tempat tersebut, kami menghabiskan dana sebanyak 23 Baht per sekali jalan. Berapa harganya dalam rupiah? Cukup dikalikan nominal Rp450. Sekitar 10ribuan rupiah. Penetapan harga sendiri kami tidak tau, karena yang menentukan si mangkir bus. They know it. Sedangkan, untuk yang tidak berAC, cukup mengeluarkan 9 Baht untuk sekali perjalanan, tidak mematok jauh-dekatnya jarak alias ‘pukul rata’. Hehe.
Untuk perjalanan jauh, disarankan menaiki busway berAC, yang nyaman. Bila tidak, bisa menggunakan railway. Tapi saat itu, kami tidak pernah mencoba menaiki railway, karena sistemnya harus membeli kartu yang mana lumayan juga untuk isi kantong. Mungkin bisa lebih efisien dari segi waktu jika menggunakan railway.
Beberapa hal yang membedakan Thailand dan Indonesia dari sisi transportasi yaitu di Thailand, semuanya serba rapi, termasuk mau menurunkan penumpang, pasti di halte. Untuk busway yang berAC, setara lah dengan busway di Jakarta, sedangkan yang tidak berAC setara dengan kopaja. Mungkin untuk busway, sudah jelas dan pasti berhenti di halte. Namun, untuk bus setara kopaja, anda harus tau di halte mana kalian turun dan sebelum mencapai halte itu, kalian sudah harus berdiri menekan bel di dekat pintu.
FYI guys, kebanyakan orang Thailand tidak bisa berbahasa Inggris. Susah memang untuk berkomunikasi, tapi syukur saja ada Bahasa universal, yaitu Bahasa tubuh. Jadi, terkadang untuk menjelaskan suatu hal, kami menggunakan Bahasa universal tersebut. Wkwkwk. Atauuuuu, menggunakan google translate. Once again, thanks om google for making our life way too easier nowadays :’) . Oiya, pastinya untuk browsing dan semacamnya, kalian perlu data paketan. Well, ketika sampai bandara, banyak provider telfon yang menawarkan. We chose AIS unlimited package. It costed 150 THB. Cukup murah meriahkan. Nanti, setelah ini saya taruh pricelist yang saya rasa harus kalian keluarkan untuk jalan-jalan, sekalian perhitungkan.
Perjalanan dari Rhamkhamhaeng menuju Wat Arun harus mengganti bus sebanyak 2 kali. Ada kejadian lucu, dimana kami menunggu bus nomor 80 (kalau tidak salah, arah menuju Wat Arun). Hampir sejam kami menunggu hingga dapat. Ternyata, busway nomor tersebut mangkal hanya 100 meter dari halte yang kita turuni. Sial! Tapi tidak apa-apa. Jadikan pelajaran. Hehehe..


Setau Heavy, perjalanan menuju Wat Arun harus menggunakan boat yang membelah danau di Thailand. However, entah mengapa Mas Hazmi bisaaaa saja menemukan jalan pintas menuju Wat Arun. Konsekeuensi, jalan sekitar 1 km. Lumayan bikin gosong tapi fun saja sih selama perjalanannya ditempuh beramai-ramai bersama sahabat. Cucmey deh..

Ini buswaynya ibarat berAC ala busway or transjakarta.
Ada juga yang lebih bagus dari ini kok model kursinya.

Sedangkan ini buswaynya ala kopaja. Hehehe :D

Ala Kopaja.


WAT ARUN
Akhirnya, sekitar pukul 3 menuju pukul 4 sore, kami sampai di Wat Arun. Tiket masuk seharga 50 Baht. Bangunannya cantil. Berwarna putih dilengkapi dengan tempelan keramik berwarna-warni pada dindingnya. Keramiknya disusun berbentuk bunga. Model bangunannya berundak-undak dan terdapat juga patung yang mengelilingi bangunan. Di gerbang masuk menuju Wat Arun, terdapat dua patung, yang saya rasa menjadi penjaga setiap pintu masuk. Karena, pada dasarnya, di kuil manapun, patung seperti itu selalu saya temui. Patung satunya memiliki wajah garang, sedangkan yang satunya memasang wajah yang bersahabat. Maknanya bisa diinterpretasikan sendiri. Bagi saya sendiri, jika patung tersebut bisa berbicara, mungkin untuk wajah bersahabat ia akan berkata “Welcome and enjoy this holy place” dan wajah garang akan mengatakan “jangan macam-macam selama disini”. Mungkin seperti itu. Hehehe.. Saya pribadi selalu terkesima melihat arsitektur desain sebuah bangunan dan tempat, dan tempat itu juga membuat saya cukup terkesima.
Ada sekitar 3 tahapan tangga yang bisa kita lewati menuju kuil, namun tangga terakhir tidak diizinkan, karena menuju tempat suci. Sehingga, kami hanya bisa menikmati setengah dari kuil tersebut. Terdapat beberapa kuil dengan 1 kuil inti besar. Di sekitar Wat Arun ada tempat pemujaan Buddha lainnya. Lumayan juga mengelilingi tempat ini.
Keluar sedikit dari pintu masuk, terdapat spot untuk bersantai dan jajan. Terdapat area spot minum gratis disana melalui kran air. Segar sih sepertinya. Tamannya sungguh cantik, dihiasi dengan berbagai macam bunga, terlebih bunga Anggrek, bunga favorit saya! Rasanya betah sekali untuk stay di Wat Arun. Bunganya serba mekar. Warna ungu dan putih anggrek mendominasi. Ada juga yang berwarna kuning. Saya ingin sekali liat anggrek warna biru tosca, ada gak yah? Hehehe..
Setelah bersantai, kami memutuskan untuk pergi ke daerah lainnya, tapi dengan menyebrangi sungai menggunakan boat. Tiketnya seharga 15 Baht per orang. Dekat tempat pembelian tiket, ad ataman lainnya dan foto sang Raja baru terpampang. FYI, pada dasarnya, pigura besar berisi gambar sang raja terpampang di setiap sudut kota Thailand. Ternyata juga, lokasi Wat Arun cukup dekat dengan Wat Pho. Tapi tempat itu bukan tujuan kami. Kami ingin pergi ke sebuah market. Dalam perjalanan menuju market, ada hal yang mendebarkan terjadi. Changing the whole plans after Wat Arun.


The beauty of Wat Arun Temple. Magnificent!
The gatekeeper statues.
With Heavy. Ciwi-ciwi kepanasan saaayyy :D
Full Team. Mas Hazmi, Mas Anis, Mas Rizky, Me and Heavy.
After walked for around a kilometer to reach this place. Tanner!

Closer look. <3

 
Details on Wall Arun temple's wall. Pretty, isn't it?

After Wat Arun temple, walk a little, you will find this buildings.
The other side of the temple .
from the previous photo, this Buddha statue is located in between those buildings.


After the gate from Wat Arun, you can find this chill spots.
Many plants are there

After you get out from the gate to temple, you will find
some white buildings with a monk walked!


Orchids!!!!! <3 <3 <3

Orchids and bonsai and others. Love it! <3

Chill out place

Food stall.

Outside part of Wat Arun. Dekat dengan dermaga.
Ada foto sang Raja juga terpampang.

Taman yang berdekatan dengan taman dan foto besar sang Raja.
Tepatnya, ada sebuah kuil untuk pemujaan. Bisa masuk di dalamnya.
Oh iya, untuk datang kesini dan bisa masuk ke dalamnya, diharapkan menggunakan
pakaian yang sopan.

Dalam kuil nemu ini. Dan banyak orang sedang berdoa.
Heavy yang berpose di dermaga. Hehehe

Indahnya menikmati sore dengan momen di atas sebuah kapal, membelah sungai.


DISASTROUS MOMENT
You only know the happiest part through our Instagram posts, but behind it, there was a big disaster! Tepatnya, setelah perjalanan dari Wat Arun, we lost our money. My wallet became a place where we put ALL of OUR MONEY and it LOST! T_T . On the bus, I remember well, I still opened it and paid our bus transport yet after it, when we finally arrived, when we wanted to pay in the market, I checked my bag and my wallet was not there! Shaking and panic FOR SURE! Saya juga ingat dengan jelas, tidak pernah mengeluarkan dompet saya keluar dari tas, tapi entah mengapa itu dompet lenyap. Entah jatuh (tapi feeling saya gak mungkin ini), atau dicuri (ini feeling terkuat saya). Intinya, we lost our money. Langsung saja setelah tau, saya mencari nomor pengaduan kantor polisi. Bisa telfon di 1155. Sial betul hari itu. Busnya warna kuning nomor 154. Jadi setelah berbuka, kami jalan menuju kantor polisi. Intinya, sesampainya kami di kantor polisi, diminta keterangan dan lain-lain setelah itu pulang, tidak jadi mampir ke market.
So, be careful guys dengan bawaan anda semua. Syukurnya, paspor dan KTP saya, saya titipkan di Heavy, jadi tidak hilang T_T, ATM yang ada uangnya ketinggalan di Malang. Syukur saja! Mungkin itu hikmahnya ATM ketinggalan. Tapi, selain dari itu, RAIB tak berbekas. Kejadian setelah itu, biarlah hanya kami yang tau. All I knew in that day is we started up our days with so much excitement and ended it up with tragedy.
Hujan deras malam itu turut mendukung berakhirnya hari
yang diliputi sebuah bencana. 


CHATUCAK MARKET
Keesokan harinya, tanggal 3 Juni, kami pergi berbelanja. Anggap saja, masalah kehhilangannya sudah selesai. Waktunya berbelanja! Jadi, selama seharian itu kami habiskan untuk memberi cendera mata. Chatucak Market merupakan destinasi yang wajib dikunjungi saat liburan. Dibuka pada hari Sabtu – Minggu dari pagi hingga jam 7 Malam. Katanya sekarang, di hari biasa dibuka juga, namun pada sore hari pukul 5 hingga pukul 10  kalau tidak salah informasi. Pasar Chatucak ini menjual banyak macam souvenir. Disana, dijual ponds yang lagi kekinian itu loh, dengan harga 200 Baht untuk 6 botolnya. Sovenir gantugan kunci, untuk 6 gantungan dihargai 100 baht. Adapun dompet bertuliskan Thailand, kami menemukan harga miring, dompet kecil seharga 100 Baht untuk 6 items, sedangkan dompet besar dihargai 100 Baht untuk 3 pasangnya. Ternyata, jauh memasuki section, ada juga kami menemukan dompet bergambar gajah yang terukir, hanya seharga 50 Baht. Jadi, untuk berbelanja disini, harus pintar-pintar mencari harga miring. Saya membeli tas seharga 200 Baht yang ternyata ada yang menjual seharga 150 Baht. Ada juga yang menjual kaos. Harus jelih melihat pakaian yang tidak menerawang. Saya menemukan 1 tempat dekat tugu Chatuchak. Disana, mereka menjual baju per item seharga 100 Baht. Awalnya, saya kira 100 Baht untuk tiga potong baju, ternyataa.. wkwk.. Sesuai lah sama kualitas.. Kita berbelanja pakaian, kudu di pas yah guys, jangan seperti Heavy yang membeli baju karena lucu, merasa pas, eh ternyata gak xD
Ohiya, selama di Chatucak, kami bertemu banyak turis Indonesia. Dari mereka lah kami tau, bahwa harga di Chatucak, khusus untuk makanan dan produk kecantikan sedikit lebih mahal dari supermarket. Contohnya untuk ponds, 200 Baht untuk 6 botol, ternyata di Big C, hanya seharga 24 Baht per item nya. Jika dikalikan 6, hanya senilai 144 Baht. Untuk minuman Thaitea merek Ne*tea, hanya seharga 190 Baht. Lebih murah 100 Baht lah yaa.. Hehe..

[FOTO MENYUSUL]

SARANROM PARK & WAT PHO
Hari terakhir untuk jalan-jalaln kami habiskan ke Wat Pho. Tapi sebelumnya, kami mampir ke sebuah park, namanya Saranrom Park. Tempatnya asyik untuk berolahraga dan santai di waktu teriknya matahari. Lokasinya dekat dengan Wat Pho. Sebenarnya, di Thailand, yang paling terkenal yaitu Grand Palace, tapi harga sekali masuknya mencapai 400 Baht guys, makanya gak jadi. Hehehe.
Saya rasa, bangunan di Wat Pho jauh lebih keren daripada Wat Arun. Jadi dari pintu masuk, di bagian luar, kita sudah bisa menemukan temple seperti di Wat Arun, hanya bedanya, disini warna dominannya bukan putih, melainkan warna cerah seperti kuning, merah, orange. Masih dengan sentuhan keramiknya. Bangunan disini semacam harus melewati setiap pintu masuknya, semakin ke dalam, semakin kalian menemukan spot-spot bagus untuk sekedar berfoto ataupun tempat pemujaan. Atap-atap bangunan ini bernuansa Cina, dengan detail ornamen mentereng. Dari bagian luar ke bagian dalam, terdapat patung Buddha yang berjejeran. Bentuk ekspresi pada setiap patung juga berbeda-beda. Mungkin hal tersebut menandakan salah ekspresi Buddha ketika sedang bersemedi, menarik sekali!
Salah satu bangunan, berisi tempat sembahyang dengan Patung Buddha berwarna emas yang sangat cantic. Langit-langitnya juga dipenuhi gambar yang sangat memukau. Banyak monk juga yang melakukan pemujaan disini. Tentunya, saat masuk, para pengunjung wajib melepas sepatunya. Bangunan lainnya yang terpisah, terdapat tempat untuk patung Buddha tidur. PAda bagian ini, saya terpukau sekali, karena rasanya baru kemarin di bangku SD saya mempelajari dan melihat patung Buddha tidur di salah satu buku sejarah. Alhamdulillah, belasan tahun kemudian, saya bisa melihat patung Buddha tidur terbesar di dunia tersebut, langsung dengan mata kepala saya sendiri. Pada bagian telapak kaki patung tersebut, terdapat symbol-simbol alam yang sangat menarik. Sayangnya, tidak sempat saya abadikan. Di luar bangunan tersebut, terdapat taman cantik untuk bersantai. Oh ya, tiket masuk Wat Pho dilengkapi dengan penukaran air mineral gratis.

[FOTO MENYUSUL]

FOOD MARKET
Selepas dari Wat Pho, kami berencana ke Food Market. Sayangnya, market tersebut hanya dibuka setiap kamis dan minggu. Alhasil, kami mencari tempat makan lainnya. Susah mencari halal food di negeri gajah putih ini. Jadi, ketika sampai ke salah satu tempat makan, saya bertanya pada siapapun, makanan yang dijual tanpa babi ataupun minyak babi. Hingga akhirnya, pilihan saya jatuh pada nasi goring khas Thailand. Pilih yang paling aman. Minumnya yaitu segelas Thai Tea. Rasa Thai tea disini hampir sama dengan Dum Dum Thai Tea. Not significantly different. Mungkin sedikit lebih pahit teh namun dibarengi rasa yang sedikit lebih manis. Makanannya sendiri sekali dua kali suap masih oke, setelahnya tidak cocok di perut. Makanan khas sana banyak daun-daunan yang mengeluarkan wangi yang diikutsertakan, tanpa dihaluskan atau diolah. Jadi rasanya sungguh kuat. Saya menemukan ada lengkuas sebesar dan sepanjang jari kelingking dalam nasi goring, yang sempat saya kunyah. Hmmmmm… Ada juga daun jeruk, serai, seledri, kemangi dan daun bawang, dijadikan satu dalam nasi goreng yang saya pesan. Oke. Setelah itu, saya dan Heavy hanya mau memakan KFC ataupun McD, paling aman.
Namuuuuun, untuk jajanan pinggir jalannya, sungguh sangat lezaaaatttt.. Ada ayam bakar, bakso dan lainnya yang sungguh menggugah lidah. Ada juga buah segar yang dijual, lengkap dengan es serutnya. Enak sekali dimakan saat siang terik. Namun, di atas itu semua, yang terlezat dan ternikmat adalah eskrim kelapanya. NAGIIIIIIIHHHHH!!! T_T . Sebelumnya, saya sudah pernah mencoba eskrim Jepang, yang nyatanya sangat LEZAT.

[FOTO MENYUSUL]

Thailand memang memiliki ceritanya tersendiri. Suka dan duka. Yang paling penting adalah persahabatan dan pengalaman yang kita dapatkan selama perjalanan. Semoga setiap perjalanan yang ada menjadikan kita lebih dewasa dalam bersikap dan bertindak. Semoga bisa mengunjungi Thailand lagi. Mencoba tram dan juga tuk tuk. Bisa berkunjung ke Santorini Park juga ataupun ke pantainya. Aamiin..
Selamat berlibur!


ITEMS
PRICE (BAHT)
PRICE (RUPIAH)
Paket Internet unlimited 7 hari
150
67.500
Angkot non-AC (sekali perjalanan)
9
4.050
Angkot ber-AC (harga tergantung jarak)
15-30
6.750 – 13.500
Tiket Masuk Wat Arun
50
22.500
Boat menyeberangi sungai
15
6.750
Chatucak:
Gantungan kunci ½ lusin
Tas
Ne*tea 1 pack (isi 13)
BB Ponds ½ lusin
Make up
Pajangan Thailand (ukuran besar)
Pajangan Thailand (ukuran sedang)
Baju Bangkok per item
Baju ala Korea
Pouch Kecil ½ lusin
Pouch sedang 3 buah

100
150 – 200
200
200
150
200 – 500
100
100
200
100
100

45.000
67.500 – 90.000
90.000
90.000
90.000
90.000 – 225.000
45.000
45.000
90.000
45.000
45.000
Tiket Masuk Wat Pho
100
45.000
Bus dari Bandara ke Victory Monument
40
18.000
Grab car per kilos
10
4.500
Grand Palace
400
180.000
Foods:
Sate-satean (per tusuk)
Buah segar (per kantong plastik)
Coconut Ice Cream
Thai Tea
Fried Rice

15-25
25
25
15
80

6.750 – 11.250
11.250
11.250
6.750
36.000
Notes: 1 Baht = Rp450

No comments:

Post a Comment